Berapa lama trekking ke Wae Rebo?

Desa Waerebo adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Satarmese, Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Desa ini terkenal karena keunikan arsitektur tradisionalnya dan sebagai destinasi wisata budaya yang populer.

Asal usul Desa Waerebo dapat ditelusuri kembali ke zaman pra-sejarah. Desa ini didirikan oleh suku Manggarai yang merupakan bagian dari suku bangsa Manggarai-Roti. Desa Waerebo memiliki nilai sejarah yang kuat karena dianggap sebagai salah satu desa tertua di wilayah Manggarai.

Nama “Waerebo” sendiri berasal dari bahasa Manggarai yang terdiri dari dua kata, yaitu “Wae” yang berarti “air” dan “Rebo” yang berarti “hujan”. Nama tersebut merujuk pada kondisi alam sekitar desa yang memiliki curah hujan yang tinggi sepanjang tahun.

Yang membuat Desa Waerebo begitu istimewa adalah arsitektur rumah adat tradisional yang disebut “Mbaru Niang”. Rumah-rumah ini dibangun dengan cara yang unik, yaitu dengan menggunakan bahan-bahan alami seperti kayu dan jerami. Mbaru Niang memiliki bentuk melingkar dan atap kerucut yang tinggi. Konstruksi rumah tersebut memungkinkan untuk memaksimalkan ventilasi alami, menjaga kestabilan suhu di dalamnya, serta menghindari serangan binatang dan banjir.

Keunikan lain dari Desa Waerebo adalah kehidupan masyarakatnya yang masih sangat tradisional. Masyarakat Waerebo hidup dalam sistem komunal dan menjunjung tinggi adat dan kepercayaan leluhur. Mereka mengikuti pola hidup yang sederhana, bergantung pada pertanian, dan mempraktikkan kegiatan adat seperti upacara keagamaan dan tradisi-tradisi lokal.

Salah satu acara adat yang terkenal dan unik di desa Waerebo adalah “Ruteng Puu”. Ruteng Puu merupakan perayaan yang penting bagi suku Manggarai, yang tinggal di desa Waerebo.

Ruteng Puu biasanya dilaksanakan pada bulan Maret setiap tahunnya. Namun, perlu dicatat bahwa tanggal pastinya dapat bervariasi tergantung pada keputusan masyarakat desa dan kondisi tertentu. Oleh karena itu, penting untuk memeriksa informasi terkini atau menghubungi pihak berwenang atau masyarakat setempat untuk mendapatkan jadwal yang lebih akurat.

Ruteng Puu adalah perayaan yang merangkul aspek keagamaan dan kehidupan adat masyarakat desa Waerebo. Acara ini bertujuan untuk menghormati leluhur, memohon berkah dan keselamatan, serta menjaga keharmonisan dalam masyarakat desa. Selain itu, Ruteng Puu juga menjadi momen penting di mana orang-orang desa berkumpul, saling berbagi cerita, serta menjalin ikatan sosial.

Selama Ruteng Puu, masyarakat desa Waerebo mengenakan pakaian adat tradisional yang disebut “kain songket” dan melibatkan berbagai kegiatan adat. Berikut adalah beberapa kegiatan yang mungkin dilakukan selama Ruteng Puu:

Tarian dan Musik: Masyarakat desa Waerebo menampilkan tarian dan musik tradisional sebagai bagian dari perayaan ini. Mereka menggunakan alat musik tradisional seperti gong, rebana, dan alat musik tradisional Manggarai lainnya.

Upacara Adat: Ruteng Puu melibatkan berbagai upacara adat yang dipimpin oleh pemuka adat setempat. Upacara ini melibatkan pembacaan doa, persembahan bunga dan dupa kepada leluhur, dan pelantikan kepala adat baru jika ada.

Pemanggangan Babi: Salah satu aspek penting dari Ruteng Puu adalah pemanggangan daging babi. Babi ditangkap dan dipanggang dengan cara tradisional. Setelah matang, daging babi tersebut dibagikan kepada seluruh masyarakat desa sebagai simbol persatuan dan kebersamaan.

Pementasan Seni dan Budaya: Selama Ruteng Puu, masyarakat desa Waerebo juga dapat menampilkan pementasan seni dan budaya lainnya, seperti drama tradisional atau cerita rakyat, untuk menghibur para hadirin.

Selain Ruteng Puu, desa Waerebo juga memiliki berbagai acara adat lainnya yang mungkin dilaksanakan dalam konteks tertentu. Misalnya, acara-acara adat seperti perkawinan tradisional, pesta panen, atau ritual keagamaan tertentu yang berkaitan dengan kepercayaan setempat

Seiring dengan popularitasnya sebagai tujuan wisata budaya, Desa Waerebo telah mengalami perkembangan dalam infrastruktur dan pelayanan. Pemerintah setempat dan organisasi non-pemerintah telah berupaya untuk menjaga kelestarian desa dan budayanya sambil memastikan manfaat ekonomi yang berkelanjutan bagi masyarakat setempat.

Untuk mencapai Desa Waerebo dari Labuan Bajo, Anda dapat mengikuti langkah-langkah berikut:

Perjalanan Darat ke Dintor: Dari Labuan Bajo, Anda perlu melakukan perjalanan darat ke kota Dintor. Ini dapat dilakukan dengan menyewa mobil atau menggunakan transportasi umum seperti bus atau minibus. Perjalanan ini dapat memakan waktu sekitar 4-5 jam tergantung pada kondisi jalan.

Trekking Menuju Desa Waerebo: Dari Dintor, perjalanan dilanjutkan dengan trekking menuju Desa Waerebo. Trekking ini biasanya memakan waktu sekitar 3-4 jam tergantung pada tingkat kebugaran dan kondisi cuaca. Desa Waerebo terletak di pegunungan dan dapat dijangkau melalui jalur setapak yang kadang-kadang cukup terjal. Pastikan Anda membawa perlengkapan yang sesuai seperti sepatu trekking yang nyaman, air minum, dan perlengkapan lainnya.

Menginap di Desa Waerebo: Setibanya di Desa Waerebo, Anda dapat menginap di salah satu rumah adat yang disediakan oleh masyarakat setempat. Desa Waerebo terkenal dengan rumah adatnya yang unik, yang disebut “Mbaru Niang”. Rumah adat ini memiliki atap kerucut yang khas dan terbuat dari bahan alami seperti kayu dan jerami. Penginapan di rumah adat ini memberikan pengalaman yang unik dan memungkinkan Anda berinteraksi dengan masyarakat setempat.

Penting untuk diingat bahwa perjalanan ke Desa Waerebo membutuhkan kesiapan fisik dan perencanaan yang baik. Pastikan Anda mempersiapkan diri dengan baik, membawa perlengkapan yang diperlukan, dan memperhatikan kondisi cuaca dan jalur trekking yang mungkin berubah-ubah. Juga, jika Anda tidak familiar dengan trekking atau ingin mendapatkan bantuan lokal, disarankan untuk menggunakan jasa pemandu lokal yang berpengalaman dalam perjalanan ke Desa Waerebo

Sampai saat ini, Desa Waerebo tetap menjadi daya tarik bagi wisatawan yang ingin mengalami kehidupan tradisional Manggarai dan menyaksikan keindahan alam Nusa Tenggara Timur. Desa ini juga menjadi contoh yang membanggakan tentang keberlanjutan budaya dan upaya pelestarian warisan nenek moyang di Indonesia

logo

Labuanbajotrip.com paket wisata Paket wisata Labuan Bajo, Sumba, Flores dan Pulau Komodo dengan harga murah pelayanan maksimal.

Our Office

© 2023 Labuanbajotrip.com. All rights reserved